Mitos Software Engineering dalam Proyek Pengembangan Perangkat Lunak dari Sisi Pengguna

Tahukah kamu?

 

Dalam kebanyakan kasus, pengguna cenderung percaya mitos tentang perangkat lunak karena manajer dan pengembang perangkat lunak tidak mencoba untuk memperbaiki kepercayaan yang salah kaprah. Mitos ini mengarah pada harapan palsu dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pengguna.

 

Mitos pengguna tersebut, sebagai contoh, persyaratan singkat yang tercantum dalam proses awal sudah cukup untuk memulai pengembangan (develop), kemudian untuk persyaratan yang lebih rinci dapat ditambahkan pada tahap selanjutnya. Faktanya, memulai pengembangan dengan persyaratan yang tidak lengkap dan ambigu sering menyebabkan kegagalan perangkat lunak (software failure). Sebagai gantinya, deskripsi persyaratan yang lengkap dan formal sangat penting sebelum memulai pengembangan. Menambahkan persyaratan pada tahap selanjutnya seringkali membutuhkan proses pengulangan terhadap keseluruhan proses pengembangan.

Mitos pengguna yang terjadi di lain hal, contohnya, perangkat lunak itu fleksibel maka perubahan kebutuhan perangkat lunak dapat ditambahkan selama tahap proses pengembangan. Faktanya, memasukkan permintaan perubahan (change requests) di awal dapat menekan biaya terhadap proses pengembangan lebih rendah daripada yang terjadi pada tahap selanjutnya. Ini karena menggabungkan perubahan nantinya mungkin memerlukan perancangan ulang dan sumber daya tambahan.

 

Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Rekayasa Kebutuhan Perangkat Lunak. Pada mata kuliah ini kita memperkenalkan proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk identifikasi dan mengelola kebutuhan perangkat lunak dengan sukses. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Leave a comment