Mitos Software Engineering dalam Proyek Pengembangan Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak membutuhkan dedikasi dan pemahaman pada bagian pengembang. Banyak masalah perangkat lunak muncul karena mitos yang terbentuk pada tahap awal pengembangan perangkat lunak. Tidak seperti cerita rakyat kuno yang sering memberikan pelajaran berharga, mitos perangkat lunak menyebarkan kepercayaan palsu dan kebingungan di benak manajemen, pengguna dan pengembang.

Manajer, seorang yang memiliki tanggung jawab pengembangan perangkat lunak, sering mengalami tegangan dan tekanan untuk mempertahankan anggaran pengembangan perangkat lunak, batasan waktu, peningkatan kualitas, dan banyak pertimbangan lainnya.

Mitos yang terjadi pada level manajemen umumnya seperti pada anggota sebuah organisasi yang dapat memperoleh semua informasi, bisa mereka ambil dari sebuah buku manual, yang berisi standar, prosedur, dan prinsip. Padahal kenyataannya standar tersebut sering tidak lengkap, tidak dapat disesuaikan, dan ketinggalan jaman. Selain itu juga pengembang yang bersangkutan sering tidak menyadari semua standar yang telah ditetapkan. Pengembang jarang mengikuti semua standar yang diketahui karena tidak semua standar dapat mengurangi waktu pengiriman perangkat lunak bersamaan dengan mempertahankan kualitasnya.

Mitos lainnya yang terjadi pada level manajemen adalah jika proyek tertinggal atau melebihi dari waktu yang ditentukan maka dengan meningkatkan jumlah pemrogram (programmer) dapat mengurangi kesenjangan waktu. Faktanya, menambahkan lebih banyak tenaga kerja ke proyek yang sudah ketinggalan jadwal dapat menunda proyek lebih lanjut. Hal ini dikarenakan pekerja baru membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar tentang proyek dibandingkan dengan mereka yang sudah mengerjakan proyek tersebut.

Selain itu, pada level manajemen di suatu organisasi dalam pengambilan keputusan pengembangan perangkat lunak, juga masih ada yang beranggapan bahwa jika proyek diserahkan ke pihak ketiga (outsource), manajemen dapat bersantai dan membiarkan perusahaan lain mengembangkan perangkat lunak untuk mereka. Faktanya, perangkat lunak outsourcing ke pihak ketiga tidak membantu organisasi, sehingga membuat organisasi tidak kompeten dalam mengelola dan mengendalikan proyek perangkat lunak secara internal. Organisasi selalu menderita saat mengeluarkan sumber dayanya dalam proyek perangkat lunak.

Belajar terkait perangkat lunak, MENARIK kan ? Nah, Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak (S1 Software Engineering) ST3 Telkom Purwokerto juga menyelenggarakan matakuliah Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Pada mata kuliah ini kita memperkenalkan proses, tools, teknik, dan bidang pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengelola proyek perangkat lunak dengan sukses. Mata kuliah ini juga memperkenalkan bagaimana mempersiapkan sebuah organisasi untuk melakukan perubahan dan menerapkan beberapa teknik untuk mengatasi konflik dan perlawanan dengan cara yang efisien dan efektif. Ini akan jadi bekal berharga Anda untuk menekuni karir sebagai Software Engineer dan/atau Technopreneur.

Leave a comment